Sekarang analisa rangkaian dioda
dikembangkan dengan memasukkan fungsi waktu seperti gelombang sinus dan
gelombang kotak. Rangkaian dioda paling sederhana dengan input berupa
sinyal sinus ditunjukkan pada gambar 1. Untuk pembahasa awal ini, kita
akan menggunakan model dioda ideal (tidak ada drop tegangan 0.7 V saat
bias maju) agar analisa rangkaiannya menjadi lebih sederhana.
Satu siklus gelombang penuh disebut
dengan periode (T) seperti ditunjukkan pada gambar 1. Sinyal sinus pada
gambar tersebut memiliki nilai rata-rata sama dengan nol. Rangkaian pada
gambar 1 ini disebut dengan penyearah setengah gelombang (half-wafe rectifier)
yang berfungsi untuk membuat sinyal tersebut memiliki nilai rata-rata
yang tidak sama dengan nol. Rangkaian seperti ini banyak digunakan pada
proses konversi AC ke DC atau lebih dikenal dengan sebutan adaptor. Ketika digunakan pada proses menyearahkan sinyal, sebuah dioda berfungsi sebagai penyearah (rectifier).
Rating daya dan arus dari dioda yang digunakan sebagai penyearah
biasanya memiliki nilai yang lebih tinggi daripada dioda yang digunakan
untuk memproses sinyal-sinyal kecil.
Dalam interval t = 0 hingga t = T/2 pada gambar 1, tegangan input, vi, bernilai positif sehingga arah arus dari vi
searah dengan arah panah dioda dan membuat dioda mengalami bias maju
(forward bias). Karena mengalami bias maju, dioda diganti dengan short
circuit seperti ditunjukkan pada gambar 2 sehingga tegangan output, vo, bersentuhan langsung dengan tegangan input pada kedua terminalnya (vo = vi). Jadi dalam interval t = 0 hingga t = T/2, tegangan output, vo, sama dengan tegangan input, vi.
Untuk interval t = T/2 hingga t = T,
polaritas dari tegangan input vi ditunjukkan pada gambar 3. Karena
tegangan pada kaki anoda lebih negatif daripada katoda, maka dioda
mengalami bias terbalik (reverse bias). Dioda diganti dengan open
circuit. Karena rangkaian open circuit, maka tidak ada arus yang
mengalir pada resistor R. Tegangan output vo adalah tegangan resistor.
Tegangan resistor vo = iR = (0)R = 0 V. Jadi, pada saat t = T/2 hingga t = T, tegangan output vo
sama dengan nol. Hasil total satu siklus penuh diilustrasikan pada
gambar 4. Dari gambar 4 tersebut, dapat diketahui bahwa rangkaian
penyearah ini hanya bisa “melewatkan” atau menyearahkan setengah siklus
gelombang sinus yaitu hanya pada siklus positifnya saja. Pada saat
siklus negatif, tegangan output sama dengan nol. Sekarang, nilai
tegangan rata-rata (VDC) dari vo tidak sama dengan nol tetapi bisa dihitung
VDC = 0.318Vm persamaan 1
Proses menghilangkan separuh sinyal input dan mendapatkan nilai tegangan DC ini disebut dengan menyearahkan setengah gelombang (half wave rectification).
Pada pembahasan tadi, kita menggunakan
model dioda ideal untuk mendapatkan sinyal outputnya. Sekarang kita
memperhitungkan tegangan “on” dari dioda, VT, pada proses
penyearahan ini. Agar dioda bisa “on”, maka sinyal input minimal harus
bertegangan sebesar 0.7 V. Apabila sinyal tegangan input, vi,
kurang dari 0.7 V, dioda masih dalam kondisi “off” sehingga tegangan
output sama dengan nol volt. Begitu nilai tegangan sinyal input lebih
besar dari 0.7 V, dioda beru bisa “on” dan dioda diganti dengan sumber
tegangan 0.7 V. Pada saat dioda “on”, tegangan output vo = vi – vT, dimana VT untuk dioda silikon adalah 0.7 V. Jadi, apabila kita mempertimbangkan tegangan “on” (VT) dari dioda pada rangkaian penyearah ini, bentuk sinyal output, vo, agak sedikit terpotong seperti ditunjukkan pada gambar 5.
Efek dari mempertimbangkan tegangan “on”, VT, ini mengurangi nilai rata-rata dari sinyal outputnya. Pada kondisi ini, sinyal output, vo dapat dihitung
VDC = 0.318 (Vm – VT) persamaan 2
Pada kenyataannya, apabila nilai tegangan puncak dari sinyal input (Vm) jauh lebih tinggi daripada VT, maka untuk menentukan level tegangan DC nya juga bisa menggunakan pendekatan pada persamaan 1.
Sumber
Sumber
No comments:
Post a Comment