1. PET atau PETE (Polyethylene Etilen Terephalate)
Biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, wadah makanan dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI.
Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air
hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol
tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
Bahan ini dapat dibuat lagi ke dalam
bulu domba kutub, serat, karpet, dan lain-lain. Permintaan untuk jenis
plastik ini di antara komunitas pendaur ulang plastik relatif banyak,
tetapi saat ini tingkat daur ulang untuk bahan ini tetap rendah sebesar
20%.
Bahan PETE ini berbahaya bagi pekerja
yang berhubungan dengan pengolahan maupun botol daur ulang botol PETE.
Pembuatan PETE menggunakan senyawa antimoni trioksida. Senyawa ini bisa
masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan dengan menghirup udara.
Seringnya menghirup senyawa ini bisa mengakibatkan iritasi kulit dan
saluran pernapasan. Bagi wanita, senyawa ini meningkatkan masalah
menstruasi dan keguguran. Bila melahirkan, anak kemungkinan besar akan
mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
2. HDPE (High Density Polyethylene)
Biasa dipakai untuk botol susu yang
berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan
lain-lain. Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih
kuat, keras, buram dan LEBIH TAHAN LAMA TERHADAP SUHU TINGGI. Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah
reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan
makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PET, HDPE juga
direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI pemakaian karena
pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.
Jenis ini juga dapat digunakan kembali ke untuk bahan lantai ubin,
drainase, botol HDPE baru, pipa, dan lain-lain.
3. PVC (Polyvinyl Chloride)
Ini bisa ditemukan pada plastik
pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Reaksi yang terjadi antara PVC
dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi BERBAHAYA UNTUK GINJAL, hati dan berat badan. Bahan ini mengandung klorin dan akan mengeluarkan racun jika dibakar. PVC TIDAK BOLEH DIGUNAKAN dalam
menyiapkan makanan atau kemasan makanan. Bahan ini juga dapat diolah
kembali menjadi mudflaps, panel, tikar, dan lain-lain.
PVC mengandung DEHA
(diethylhydroxylamine) yang berbahaya bagi tubuh, biasanya bahan ini
bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini.
DEHA ini bisa lumer pada suhu -15°C.
4. LDPE (Low Density Polyethylene)
LDPE (low density polyethylene) yaitu
plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa
dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, botol-botol yang lembek,
pakaian, mebel, dll. Sifat mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus
pandang, Fleksibel dan permukaan agak berlemak, pada suhu 60 derajat
sangat resisten terhadap reaksi kimia, daya proteksi terhadap uap air
tergolong baik, dapat didaur ulang serta baik untuk barang-barang yang
memerlukan fleksibelitas tapi kuat. Barang berbahan LDPE ini sulit
dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini. LDPE, dapat didaur ulang dengan banyak cara.
5. PP (polypropylene)
Karakteristik adalah biasa botol
transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan
ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap
lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis PP
(polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk
tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol
minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman. PP dapat diolah kembali menjadi garpu, sapu, nampan, dan lain-lain.
6. PS (Polystyrene)
Biasa dipakai sebagai bahan tempat makan
styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene
merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke
dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat
makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan
dan bahan konstruksi gedung.
Bahan ini harus dihindari, karena selain BERBAHAYA UNTUK KESEHATAN OTAK, MENGGANGGU HORMON ESTROGEN pada
wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan
sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur
ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan
ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode
angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan
cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar,
bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan
jelaga.
Mengandung benzene, suatu zat penyebab
kanker dan tidak boleh dibakar. Bahan ini diolah kembali menjadi
isolasi, kemasan, pabrik tempat tidur, dan lain-lain.
7. OTHER (Polycarbonate)
Bahan untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu:
1. SAN,styrene acrylonitrile.
2. ABS,acrylonitrile butadiene styrene.
3. PC,polycarbonate.
4. Nylon.
1. SAN,styrene acrylonitrile.
2. ABS,acrylonitrile butadiene styrene.
3. PC,polycarbonate.
4. Nylon.
Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.
SAN dan ABS
memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu,
kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan.
Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat
makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan
sebagai bahan mainan lego dan pipa. Merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.
PC atau nama
Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita
(sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan
minuman, termasuk kaleng susu formula. PC Dapat mengeluarkan bahan
utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi
merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma,
dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman
Ironisnya botol susu sangat mungkin
mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan
cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih
atau air panas.
Tidak semua plastik nomor 7 adalah
polikarbonat, bahkan segelintir berbahan nabati. Palikarbonat masih
menjadi perdebatan dalam beberapa tahun terakhir, karena ditemukan pada
saat mencuci BPA (bisphenol A), menjadi bahan hormon pengganggu
kehamilan dan pertumbuhan janin.
Simbol plastik daur ulang pada dasarnya
dirancang untuk membantu staf di pusat daur ulang, agar dapat memisahkan
bahan untuk diproses dengan baik. Pengetahuan dasar lambang ini juga
dapat membantu kita dalam memastikan apakah barang plastik di rumah aman
untuk kita dan anak-anak kita.
Hati-hatilah dalam menggunakan plastik,
khususnya kode 1, 3, 6 dan 7 (PC), sebab seluruhnya memiliki bahaya
secara kimiawi. Gunakan hanya sekali pakai saja. Cukup aman bila
menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5 dan 7 (SAN atau ABS).
No comments:
Post a Comment