Perkembangan
IPTEK telah membawa kemajuan dan kemudahan serta perubahan pada
kehidupan manusia. Berbagai manfaatnya dapat terasa pada era sekarang
ini dimana semua perlahan beralih dari sesutau yang sederhana menjadi
sesuatu yang lebih modern.
Pengembangan IPTEK dalam pertimbangan nilai etis dan religious
Mengembangkan
nilai-nilai dan budaya iptek pada dasarnya adalah melakukan
transformasi dari masyarakat berbudaya tradisional menjadi masyarakat
yang berpikir analitis kritis dan berketerampilan iptek dengan tetap
menjunjung/memelihara nilai-nilai agama, keimanan, dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta nilai-nilai luhur budaya bangsa
Manusia
sebagai makhluk yang berakal budi tidak henti-hentinya mengembangkan
pengetahuannya. Akibatnya teknologi berkembang sangat cepat dan tidak
terbendung seperti tampak dalam teknologi persenjataan, computer
informasi, kedokteran, biologi dan pangan. Kemajuan teknologi tersebut
bila tidak disertai dengan nilai etika akan menghancurkan hidup manusia
sendiri seperti terbukti dengan perang Irak, pemanasan global, daya
tahan manusia yang semakin rendah, pemiskinan sebagian penduduk dunia,
makin cepat habisnya sumber alam, rusaknya ekologi, dan ketidakadilan.
Pertanyaan yang secara etis dan kritis harus diajukan adalah, apakah
teknologi yang kita kembangkan sungguh demi kebahagiaan manusia secara
menyeluruh? “Nilai kemanusiaan” sebagai salah satu nilai etika perlu
ditaati dalam mengembangkan teknologi
Memasuki
abad ke 21, berarti menapaki abad global. Akibat perkembangan tehnologi
informasi dan transportasi, dunia Inteernasional pada abad ini
mengalami sebuah perubahan besar, yang dikenal dengan era global. Dalam
era demikian, situasi dunia menjadi amat transparan, jendela
internasional, terdapat hampir disetiap rumah. Apa yang terjadi dsalah
satu sudut bumi dalam waktu singkat dapat ditangkap dari beerbagai
belahan dunia, pintu gerbang antar Negara semakin teerbuka, sekat sekat
budaya semakin hilang dan ujung ujungnya akan terbentuk apa yang disebut
Jhon Neisbitt sebagai Gaya Hidup Global.
Abad
ini ditandai dengan kemajuan sains dan teknologi yang sangat pesat.
Kemajuan itu terutama dipacu oleh kemajuan teknologi computer dan
informasi sehingga zaman ini sering disebut era revolusi baru yaitu
revolusi informasi.Produk dari kemajuan sains dan teknologi kian canggih
dan bermutu. Hampir dalam semua bidang kehidupan kita dapat menikmati
produk teknologi modern mulai dari peralatan rumah tangga sampai dengan
peralatan industri yang besar. Dengan semua kemajuan itu hidup manusia
dipermudah, diperlancar, dan lebih sejahtera. Tetapi di sisi yang lain,
kita melihat bahwa berbagai kemajuan tersebut juga membawa dampak
negatif bagi kehidupan manusia seperti lingkungan hidup yang tidak
nyaman, ketidakadilan dan bahkan penghancuran kelompok manusia.
Secara umum, etika menuntut kejujuran dan dalam iptek ini berarti kejujuran ilmiah (scientific honesty).
Mengubah, menambah, dan mengurangi data demi kepentingan tertentu
termasuk dalam ketidakjujuran ilmiah. Mengubah dan menambah data dengan
rekaan sendiri dapat dimaksudkan agar kurvanya memperlihatkan
kecenderungan yang diinginkan. Mungkin penelitinya sendiri yang
menginginkan agar hasil penelitiannya sesuai dengan teori yang sudah
mapan. Mungkin penaja (sponsor) peneliti itu yang ingin menonjolkan
citra produk industrinya. Mereka-reka data semacam itu merupakan the sin of commission. Sebaliknya membuang sebagian data yang “memperburuk” hasil penelitian adalah the sin commission. Penghapusan data yagn “jelek” itu mungkin dimaksudkan oleh penelitinya agar analisis datanya memperlihatkan keterandalan (realibility)
yang lebih baik. Lebih jahat lagi kalau dosa komisi itu dilakukan untuk
menyembunyikan efek samping yang negatif dari produk yang diteliti.
Ketidakjujuran ilmiah semacam ini pernah dilakukan peneliti yang ditaja
pabrik penyedap rasa (monosodium glutamate) di Thailand.
Kalau
data yang dibuang itu dinilai sebagai penyimpangan dari kelompok yang
sedang diteliti, dan karenanya harus ikut diolah, kejujuran ilmiah
menuntut penjelasan tentang penghapusannya. Perlu juga disebutkan
patokan yang dipakai untuk menentukan ambang nilai data yang harus ikut
dianalisis, misalnya patokan Chauvenet.
Sekarang umat manusia menghadapi masalah-masalah yang sangat serius, yang menyangkut teknologi dan dampaknya pada lingkungan. Kenyataan ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang etika:
a. Norma-norma
etika (dan agama) yang seperti apakah yang harus kita patuhi dalam
penelitian di bidang bioteknologi, fisika nuklir dan zarah keunsuran,
serta astronomi dan astrofisika?
b. Dalam penelitian kedokteran dan genetika, apakah arti kehidupan?
c. Dalam penelitian dampak teknologi terhadap lingkungan, bagaimana seharusnya hubungan manusia dengan alam, baik yang nirnyawa(the inanimate world) maupun yang bernyawa.
d. Apakah
masyarakat yang baik itu, dan dapatkah dikembangkan pengertian yang
universal tentang kebaikan bersama yang melampaui individualisme,
nasionalisme, dan bahkan antroposentrisme?
Dalam
bioteknologi (termasuk rekayasa genetika) dan kedokteran, pertanyaan
tentang arti, mulai dan berakhirnya kehidupan sangat penad (relevant).
Apakah orang yang berada dalam keadaan koma dan fungsi faal serta
metabolismenya harus dipertahankan dengan alat-alat kedokteran
elektronik dalam jangka panjang yang tidak tertentu masih mempunyai
kehidupan yang berarti ? Tak bolehkah ia minta (misalnya sebelum
terlelap dalam keadaan seperti itu), atau diberi, euthanasia berdasarkan informed consent
dari keluarganya yang paling dekat? Ini mengacu ke arti dan berakhirnya
kehidupan. Mulainya kehidupan, penting untuk diketahui atau ditetapkan
(dengan pertimbangan ilmu dan agama) untuk menentukan etis dan tidaknya menstrual regulation
(“MR”) dan aborsi, terutama dalam hal indikasi medis dari risiko bagi
ovum yang telah dibuahi dan terlebih-lebih lagi bagi ibunya, kurang
meyakinkan.
Bioteknologi/rekayasa
genetika mungkin hanya boleh dianggap etis jika tingkat kegagalannya
yang mematikan embrio relative rendah dan – bila menyangkut manusia –
hanya mengarah ke eugenika negatif. Tanaman dan organisme harus
disikapi dengan hati-hati, baik dari segi perkembangan jangka
panjangnya yang secara antropo sentries mungkin membahayakan kehidupan
kita, maupun dari segi pengaturannya dalam tata hukum dan ekonomi
internasional yang biasanya lebih menguntungkan negara-negara maju.
Etiskah untuk mematenkan organisme dan tanaman yang telah diubah secara
genetic (genetically modified)? Adilkah itu dan apakah itu
tidak mengancam kelestarian plasma nutfah? Keadilan yang dimaksudkan di
sini adalah keadilan agihan (distributive justice). Pengagihannya bukan hanya secara spatial, tetapi juga secara temporal. Dimensi spatiotemporal dari keadilan distributive ini tersirat dalam pengertian tentang “pembangunan yang terlanjutkan” (sustainable development) menurut Gro Harlem Brundtland.
Keseimbangan IPTEK dalam pembangunan dan lingkungan
IPTEK
dalam kehidupan manusia memanglah telah mebawa perubahan yang sangat
besar. Karenanya kini semua dapat terfasilitasi dengan lebih mudah dan
modern. Namun walau pengaplikasiannya mendatangkan kemajuan bagi
kehidupan masyarakat tetap saja harus memperhatikan segala entitas yang
ada dalm lingkungan diluarnya. Pengaplikasian IPTEK harus sesuai dengan
aturan yang ada dan memperhatikan segala dampak buruk yang dapat
ditimbulkan bagi manusia sebagai pengaplikasinya ataupun dengan
lingkungan sebagai area pengaplikasianya. Semua harus berjalan dengan
seimbang. Kemajuan IPTEK harus tetap diimbangi dengan pemeliharaan
keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Jangan sampai kemajuan yang
dihasilkan mengakibatkan keburukan bagi lingkungan. Sesungguhnya
pengembangan IPTEK yang menghasilkan kemajuan jika dibarengi dengan
pemanfaatannya bagi peningkatan kelestarian dan pemeliharaan lingkungan
akan lebih membawa kemaslahatan bagi kemajuan kehidupan bangsa sehingga
pembangunan yang terencana pun dapat terealisasi dengan lebih baik dan
sempurna.
Pengembangan IPTEK dalam pembangunan Indonesia sehingga menumbuhkan kreativitas, invention, discovery dan rekayasa
Bila
dikaji dari aspek substansi pengembangan kemampuan Iptekpun telah
menunjukkan berbagai perkembangan yang berarti dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup rakyat, antara lain:
Pertama kegiatan pengembangan iptek di bidang kebutuhan dasar manusia yang
meliputi bidang kesehatan, pertanian, pangan dan gizi, permukiman dan
perumahan, serta pendidikan telah memberikan sumbangan besar bagi
tercapainya swasembada beras, perbaikan gizi masyarakat, peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, serta peningkatan kecerdasan kehidupan
masyarakat.
Kegiatan
iptek di bidang pertanian telah berhasil melepas 98 varietas unggul
padi, yang meliputi 70 varietas unggul padi sawah, 9 varietas padi
pasang surut, dan 19 varietas padi gogo, serta 79 varietas unggul
palawija. Kegiatan iptek di bidang tanaman horti kultura
telah menghasilkan 17 varietas unggul. Kegiatan penelitian di bidang
kesehatan dan gizi dalam rangka penanggulangan kebutaan terhadap
anak-anak karena kekurangan vitamin A, berhasil digunakan sebagai contoh
untuk diterapkan pada negara berkembang lainnya.
Kedua
kegiatan pengembangan iptek dalam sumber daya alam dan energi
menghasilkan data dan informasi yang bermanfaat untuk pelestarian fungsi
dan kemampuan lingkungan hidup dan sumber daya alam. Melalui kegiatan
survei dan pemetaan telah dihasilkan 2.546 peta dasar rupa bumi, 973
peta dasar radar, dan 380 peta toto dalam berbagai skala. Dalam upaya
mengendalikan pencemaran lingkungan, telah dikembangkan lasilitas
pengolahan limbah, penguasaan teknologi bersih lingkungan, dan
pengembangan proses daur ulang. Dalam upaya melestarikan keanekaragaman
hayati, telah ditangkarkan beberapa fauna langka, inventarisasi hutan
dengan menggunakan citra satelit ataupun foto udara, dan peningkatan
koleksi tanaman di kebun raya.
Ketiga,
kegiatan pengembangan iptek di bidang industri, khususnya industri
pesawat terbang, melalui alih teknologi telah mencapai tahap integrasi teknologi
dan sedang menuju ke tahap berikutnya dari transformasi teknologi,
yaitu pengembangan teknologi baru untuk menghasilkan produk baru. Hal
itu ditunjukkan dengan kemampuan mengembangkan dan memproduksi pesawat
CN 235, dan sedang dirancangnya pesawat terbang N 250 yang merupakan
upaya mencapai tahap transformasi teknologi ketiga.
Untuk industri
maritim dan perkapalan telah mampu mendesain kapal ikan Mina Jaya 15,
20, 30 DWT yang sesuai dengan kondisi perairan Indonesia, kapal Maruta
Jaya 2.050 DWT, Caraka Jaya 1.000-3.600 DWT. Dalam bidang industri
transportasi darat, industri kereta api, telah diekspor 150 gerbong
kereta api, menguji komponen prototipe kereta rel listrik, girder jalan
layang Sosro Bahu, dan bantalan rel yang terbuat dari beton.
Keempat
industri telekomunikasi dan elektronika telah mampu memproduksi
komponen transistor frekuensi tinggi untuk penguat daya transistor dan
komponen semikonduktor untuk keperluan avionik, pemancar radio dan
televisi untuk daerah terpencil, serta dikembangkannya komunikasi
telepon yang menggunakan frequency division multiplexing (FDM). Sebagian
dari produk tersebut di atas telah pula diekspor. Selain itu, telah
berhasil diproduksi perangkat stasiun bumi kecil, stasiun pemancar
televisi serta penerapan metode elemen hingga (MEH) dalam bentuk
perangkat lunak. Adapun di bidang penerapan sistem kontrol otomatik
telah dihasilkan beberapa prototipe robot untuk keperluan industri.
Kelima
dalam industri energi telah berhasil dibuat desain turbin uap batu bara
untuk pembangkit listrik dengan kekuatan 50 kilowatt, model pemanfaatan
energi matahari untuk pembangkit tenaga listrik, penggerak pompa
irigasi, dan pengolah air laut menjadi air tawar. Di samping itu, juga
berhasil dikembangkan pemanfaatan batu bara sebagai kokas dan sebagai
karbon aktif. Selain itu, telah berhasil diterapkan hasil studi mengenai
Enhanced Oil Recovery (EOR) di beberapa ladang minyak. Juga berhasil
ditingkatkan keandalan saluran interkoneksi dan dikembangkan pembuatan
briket gambut untuk keramik.
Dalam
rangka meningkatkan kemampuan di bidang pertahanan keamanan negara,
telah dilakukan berbagai pengkajian, penelitian, dan pengembangan yang
bertujuan meningkatkan keandalan dan efisiensi pengoperasian dan
pemeliharaan peralatan utama sistem senjata ABRI. Kerja sama antara
lembaga penelitian dan pengembangan hankam dengan lembaga penelitian
pemerintah, perguruan tinggi dan industri strategis telah dirintis dalam
rangka perumusan persyaratan teknis/operasional sistem senjata,
pengembangan beberapa peralatan/sistem senjata, serta penerapan beberapa
jenis teknologi, seperti teknologi inderaja, teknologi material, dan
teknologi perangkat lunak.
Pengembangan kemampuan iptek di bidang sosial budaya, falsafah, ekonomi, hukum,
dan perundang-undangan yang dilakukan oleh lembaga penelitian
pemerintah, masyarakat, dan swasta telah melahirkan pemikiran baru dan
membuka cakrawala baru di bidang sosial budaya dan dalam pelaksanaan
manajemen pembangunan. Pemikiran dan perubahan baru di berbagai bidang
itu juga merupakan perpaduan dari hasil penelitian dan pendidikan.
Berbagai hasil penelitian dan karya tulis yang mendorong cara pikir dan
cara pandang iptek itu telah mendorong masyarakat memiliki perhatian
saksama dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai iptek.
Kemajuan
IPTEK sangat berperan dalam peningkatan mutu bangsa dalam berbagai
bidanga baik bidak ekonomi, social, pertahanan keamanan dan sebagainya.
Sumber:
No comments:
Post a Comment