Sudah tiga kali
Amir terbangun lepas tengah malam:
Pukul 2.00 dini hari
Diselimutinya istri
Ia cium keningnya.
Ia pun keluar kamar,
Duduk di sofa
Sendiri saja –
Gelap menyelimuti.
Rasa iba melecutnya –
Tangis tanpa suara
Membentur langit-langit
Berantakan jiwanya.
Enam bulan sudah ia berumah tangga
Tanpa gairah, tanpa bahagia.
Kepada ibunya dulu ketika sakit parah
Ia telah menyerah untuk menikah.
Dicobanya segala cara,
Ditempuhnya segala jalan,
Tetapi segalanya sia-sia.
Hidupnya bertambah celaka.
Ya Allah, apa gerangan salahku?
Mengapa raga pria yang Kau-anugerahkan padaku?
Namun hatiku sepenuhnya perempuan?
Lelah sudah aku memakai topeng.
Topeng lagi, topeng lagi…
Kasihan ibuku,
Kasihan istriku,
Kasihan aku,
Kasihan Bambang,
kekasihku.
Sumber: